– Pembangunan proyek jalan tol Gempol-Pasuruan agaknya mengalami
beberapa permasalahan. Kendalanya tidak hanya pada proses pemberian
ganti rugi tanah milik melainkan juga permasalahan dengan makhluk kasat
mata penghuni“ Gumuk Sholatan” yang terletak di Dusun Kedanten Desa
Wonokoyo Kecamatan Beji, Pasuruan atau tepatnya di STA KM 4300 proyek
jalan tol Gempol- Pasuruan.
Hal ini terungkap saat operator bulldozer melihat banyak orang
berjubah putih digumuk tersebut sehingga alat berat yang digunakan pun
tak bisa beroperasi sebagaimana mestinya.
Menurut sesepuh Dusun Kedanten Desa Wonokoyo, Gumuk yang dalam bahasa
Indonesianya berarti undukan tanah dan disakralkan oleh sebagian
masyarakat Jawa. Gumuk sholatan tersebut diduga peninggalan salah satu
santri Sunan Ampel yang diberitugas untuk menyebarkan agama Islam di
daerah tersebut.
Warga Dusun Kedaten yang mempunyai sawah di dekat gumuk itu sangat
tidak berani berbuat macam-macam.Tak sedikit para petani yang sering
melihat adanya kejadian aneh digumuk tersebut.
Bahkan,Pernah salah satu warga Kedanten ini ingin mengambil batu
berbentuk kursi untuk dijual pada seorang kolektor benda antik, namun
saat akan membawa batu tersebut warga Kedaten didatangi oleh lelaki tua
yang memakai jubah putih dan sorban serta berkata dengan sangat sopan“
gawe opo kursi pengimaman iku kowe pindah, wong kursi kuwi tak gawe
lungguh yen arep mulang ngaji bocah-bocah, ( buat apa kursi
pengimaman itu kamu pindah, kursi tersebut saya buat duduk saat mengajar
ilmu agama Islam untuk anak-anak, red), “ ujarnya.
Sementara itu, menurut Arifin, Kepala Desa Wonokoyo, digumuk sholatan
tersebut ada empat batu yakni batu sholatan, batu kursi , batu bedug
serta batu semedi. Ketiga batu yakni batu sholatan,kursi dan bedug
berada dalam satu lokasi sedangkan batu semedi tempatnya di sebelah
barat gumuk tersebut.
Menurut cerita turun temurun warga desa ini gumuk sholatan memang
dikenal sangat angker, dan dipercaya berdiri pesantren ghoib, tak jarang
para warga yang mempunyai sawah di dekatnya sering melihat ular kendang
yang sangat besar dan sekali-kali mendengar suara orang mengaji.
Karenanya, para sesepuh desa berharap agar dilakukan pendekatan
spiritual terhadap para penghuni gumuk sholatan tersebut.Mungkin caranya
tak jauh berbeda dengan saat ganti rugi tanah warga yang terkena proyek
jalan tol, negoissasi harga dan kesepakatan serta pembayaran,pun
demikian dengan caranya dengan makhluk kasat mata penghuni gumuk
sholatan atau Jangan langsung main gusur. Mereka juga mahluk Tuhan.
- pernah slah satu warga yang berusaha memindah dan memecah batu,,namung tdak bisa saat pulang langsung sakit dan dikabarkan meninggal setelah berusaha memindahkan batu kursi.
0 komentar:
Posting Komentar